Senjata Tradisional Suku Sasak
KLEWANG SENJATA TRADISIONAL SUKU SASAK
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
adalah Provinsi yang terdiri dari dua Pulau utama yaitu, Pulau Lombok dan Pulau
Sumbawa. Ibukota provinsi ini adalah kota Mataram yang berada di Pulau Lombok.
Penduduk asli NTB terdiri dari tiga suku asli utama yakni, Sasak, Mbojo, dan
Sumbawa. Suku bangsa Sasak berasal dari Pulau Lombok, sedangkan, Mbojo dan
Sumbawa merupakan etnik terbesar di Pulau Sumbawa. Suku bangsa Sumbawa disebut
juga Tau Samawa (Orang Sumbawa), sedangkan suku bangsa Mbojo adalah penduduk
asli Bima dan Dompu.
Setiap daerah di Indonesia memiliki
senjata khas, unik, dan mengandung nilai sejarah tersendiri. Senjata khas itu
dalam riwayat sejarahnya menjadi alat untuk berperang, mempertahankan wilayah,
maupun menjaga diri. Indonesia yg dikenal kaya raya akan adat dan budaya
memiliki beragam jenis senjata tradisional.
Klewang misalnya, pedang khas tentara khusus Kerajaan Lombok. Tahun penciptaan berkisar 1700 – 1800 Masehi. Sebagaimana diungkap dalam buku “Keris Lombok” karangan Bapak Ir. Lalu Djelenga. Masyarakat umum di Lombok lebih sering menyebut Klewang, julukan yang hampir sama bagi semua jenis pedang. Pasukan tentara kerap menyandang dibagian tubuh punggung belakang. Bentuk bilah besi terhunus dengan lengkungan khas, ujung mata pedang meruncing pada sisi bilah bagian yang tajam. Pamor pada pangkal bilah sangat kontras dengan tera motif yang kian tampil cantik, terutama pada bagian tengah bilah hingga ujung, rentang panjang bilah mencapai 50 cm. Warangka (sarung pedang) terbuat dari kayu hitam, tidak lazim seperti umumnya bahan warangka keris khas Lombok. Bersanding kayu Berora Pelet, sedikit memberi kesan tegas dan garang, namun masih bernuansa estetis dengan tambahan asesoris, segmen bungkus lempeng perak, dan kuningan. Ukiran motif minimalis hanya terdapat pada bagian hulu warangka.
Ketika anda memiliki kesempatan untuk mengunjungi langsung Etalase Museum NTB, tentu akan melihat 4 bilah pedang tanpa dilengkapi warangka. Pada sisi bilah dihiasi grafir kaligrafi huruf Arab. Konon digunakan sebagai senjata dalam epos sejarah perlawanan terhadap kaum penjajah Belanda.
Klewang misalnya, pedang khas tentara khusus Kerajaan Lombok. Tahun penciptaan berkisar 1700 – 1800 Masehi. Sebagaimana diungkap dalam buku “Keris Lombok” karangan Bapak Ir. Lalu Djelenga. Masyarakat umum di Lombok lebih sering menyebut Klewang, julukan yang hampir sama bagi semua jenis pedang. Pasukan tentara kerap menyandang dibagian tubuh punggung belakang. Bentuk bilah besi terhunus dengan lengkungan khas, ujung mata pedang meruncing pada sisi bilah bagian yang tajam. Pamor pada pangkal bilah sangat kontras dengan tera motif yang kian tampil cantik, terutama pada bagian tengah bilah hingga ujung, rentang panjang bilah mencapai 50 cm. Warangka (sarung pedang) terbuat dari kayu hitam, tidak lazim seperti umumnya bahan warangka keris khas Lombok. Bersanding kayu Berora Pelet, sedikit memberi kesan tegas dan garang, namun masih bernuansa estetis dengan tambahan asesoris, segmen bungkus lempeng perak, dan kuningan. Ukiran motif minimalis hanya terdapat pada bagian hulu warangka.
Ketika anda memiliki kesempatan untuk mengunjungi langsung Etalase Museum NTB, tentu akan melihat 4 bilah pedang tanpa dilengkapi warangka. Pada sisi bilah dihiasi grafir kaligrafi huruf Arab. Konon digunakan sebagai senjata dalam epos sejarah perlawanan terhadap kaum penjajah Belanda.
Ilmu yang bermanfaat😊😊😊😊 ngeri bgt tuh pedang😁
BalasHapusMkanya kunjungi terus blog saya.
HapusBermanfaat sekali artikelnya
BalasHapusterimakasihh
HapusKeren.
BalasHapusterimakasih
HapusKeren.
BalasHapusGolok sama klewang itu sama ya???
BalasHapusIya sama cmn lebih bnyak org menyebutnya klewang.
HapusKeren pedangnya
BalasHapusItulah senjata tradisional kita suku Sasak.
HapusBagikan terus, agar diketahui anak zaman sekarang akan budayanya sendiri
BalasHapusitulah tujuan yang sebenarnya
HapusDitunggu postingan selanjutnya
BalasHapustungguu yaa
HapusMenambah wawasan. Kembangkan.
BalasHapusalhamdulillah
HapusItu buat apa ya
BalasHapusbuat apa aja mbak .. buat perang juga boleh
Hapuskok bisa sampai ke sumatra ya padahal ntb jauh
BalasHapus